BERKABAR.COM – Pada Selasa, 10 Januari 2023 seorang dukun di Gresik ditangkap gegera penipuan dengan modus ritual darah untuk gandakan uang.
Dukun di Gresik yang ditangkap karena kedapatan melakukan penipuan ini kerap dipanggil dengan sebutan Abah Yanto dipercaya dapat menggandakan uang dengan ritual darah.
Ritual yang dilakukan dukun ini untuk menggandakan uang dengan cara menggunakan darah sehingga polisi juga mengamankan barang bukti berupa puluhan kantong darah.
Saat melakukan penjemputan, polisi menemukan setidaknya 34 kantong darah yang berada di simpan di dalam kulkas.
Beberapa dari kantong darah tersebut memiliki logo dari PMI dan ditemukan pula sejumlah uang mainan yang ada di dalam rumah yang beralamat di Perum Grand Verona, Kota Gresik, Jawa Timur.
Cara Menggandakan Uang Ala Abah Yanto
Menurut keterangan dari Abah Yanto, darah-darah tersebut digunakan untuk memberikan sesajen kepada jenglot agar uang dapat digandakan secara ghoib.
Ternyata hal ini pun berhasil dipercayai oleh para pasien dari Abah Yanto yang selalu datang ketika dini hari atau tengah malam.
Awal Mula Peniupan Terbongkar
Kasus ini juga pertama kali terungkap setelah salah satu korban dari penipuan Abah Yanto ini melaporkan kepada polisi.
Korban mengatakan dirinya telah menyerahkan uang sebesar Rp 585 juta dengan harapan bisa digandakan sebesar Rp 3,9 miliar pada September 2022 lalu.
Namun hingga tahun berganti, janji tersebut tidak kunjung ditepati malah korban mendapatkan memberikan bundelan uang yang bercampur dengan uang mainan.
Parahnya lagi, uang mainan tersebut berupa uang sebesar Rp 100.000 dengan gambar Bung Karno dan Bung Hatta yang sedang tertawa lebar.
Asal Muasal 34 Kantong Darah
Terkait kantong darah yang memiliki logo PMI, Ipda Lutfi Hadi selaku Mapolres Gresik mengatakan kantong darah tersebut tidak berasal dari PMI Gresik.
Abah Yanto mendapatkan stok darah tersebut dari seseorang yang memiliki inisial MI.
“Memang ada yang terdapat logo PMI, ada juga yang tidak. Itu juga yang masih kami dalami, dia dapat dari mana, dari siapa, masih kami lakukan pendalaman lagi, kata Lutfi dikutip dari Kompas pada Sabtu, 14 Januari 2023.
(***)